MENGATASI KERAGUAN MENJELANG PERNIKAHAN

Ketika seorang muslim baik pria maupun wanita akan menikah, biasanya akan timbul perasaan yang bermacam – macam. Ada rasa gundah, resah, risau, bimbang, termasuk juga tidak sabar menunggu datangnya pendamping, dan lain – lain. Bahkan ketika dalam proses taaruf sekalipun, masih ada juga perasaan keraguan.

Meskipun Anda terbilang sudah cukup lama menjalin cinta dengan pasangan Anda, tak jarang timbul rasa ragu untuk melangkah lebih jauh memasuki lembaga perkawinan. Ini bisa dimaklumi karena anda khawatir akankah pilihan anda tepat, lebih – lebih bila dibayangkan kegagalan selalu menghantui diri.

Sebenarnya, penyebab utama suatu perpisahan sudah bisa dideteksi sejak awal. Sayangnya saat hal tersebut muncul, anda merasa itu bukan masalah besar dan merasa mampu mengatasinya. Tak semua orang punya keraguan terhadap pasangannya. Bisa jadi anda salah satu di antara mereka. Mungkin karena anda tahu kebiasaan si dia yang mengganggu, mungkin pula ada sesuatu dari anda yang tidak disukainya.

Pertanyaannya, bukan masalah pantas atau tidak pantas merasa ragu, atau boleh tidaknya merasa ragu, tapi akankah keraguan tersebut bisa ditolerir? Apakah keraguan ini akan mengacu pada masalah besar yang kelak menimbulkan kesulitan bagi pasangan berdua? Atau justru memisahkan anda darinya?

Memang tak dipungkiri pada awalnya, suatu hubungan sangatlah mudah untuk menghilangkan rasa kecemasan. Ini karena anda mencintai segala yang ada pada pasangan anda yang memungkinkan semua kekurangannya tak tampak. Atau bahkan mudah untuk diatasi. Tapi menjelang mengucapkan ikrar sehidup semati, keraguan mengalahkan segalanya. Apa jadinya bila anda menyadari bahwa pasangan anda seorang pembual ulung yang aslinya kelewat nyebelin? Haruskah anda menonton ulahnya menggoda wanita lain di depan mata anda? Atau ia lebih mementingkan hobinya daripada anda? Dengan kata lain, masa lalu dan kebiasaannya yang dulu anda tolerir dalam sedetik tak bisa lagi diterima.

Keraguan yang makin besar itu tentu akan menjadi masalah yang pelik. Saat itu juga anda tahu jika hubungan ini gagal, penyebabnya pastilah hal yang pernah ia lakukan sebelumnya. Hal yang sudah anda ketahui dan pahami, tetapi ditepiskan begitu saja. Apapun keputusannya, ada di tangan anda, mau diteruskan atau diselesaikan. Yang jelas ada beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan anda.

Pertama, kenali gelagatnya. Karena sebuah jalinan cinta akan berjalan baik, bila sebelum ada komitmen yang mengikat, anda berdua sudah mengenali betul persoalan yang sering dan akan muncul di kemudian hari. Putuskan segera, agar persoalan tersebut diselesaikan.

Kedua, anda perlu berpikir secara perspektif. Biasanya masalah bisa segera dilihat bila anda terburu – buru ingin menikah, tanpa melalui cukup masa penjajakan. Atau menikah dengan seseorang yang beda keyakinannya dengan anda. Atau menikah dengan orang yang tak ingin punya anak atau justru sebaliknya ingin selekasnya mempunyai anak. Masalah seperti ini sangat jelas, sehingga bisa dipikirkan sebelum terjadi. Seringkali masalah yang menyebabkan perpisahan itu, semula tak dianggap berbahaya.

Misalnya saja waktu perkenalan, kekasih anda sangat tergila – gila dengan olahraga. Bahkan bisa melupakan janjinya hanya untuk hobinya. Agar anda tak sakit hati di kemudian hari, mulai saat ini belajarlah untuk melihat masalah dengan meneliti diri sendiri. Tanamkan dalam diri anda bahwa sebuah hubungan cinta membutuhkah pengorbanan impian masa depan. Hari esok yang anda jalani bisa berbeda dari yang selama ini anda idamkan. Terkadang anda harus mengubah harapan dan melepaskan harapan. Menerima hal – hal yang tak sesuai dengan anda, meski hal tersebut sangat menakutkan buat anda.

Dilain sisi, pernikahan bisa jadi menyelesaikan segalanya. Tapi yang perlu diingat, anda tak bisa mengatakan mampu mengubah yang sepertinya takkan berhasil untuk menjadi berhasil sampai mencobanya sendiri. Bisa jadi hal yang anda curigai yang akan dapat memisahkan hubungan, justru malah merekatkannya. Atau masalah yang dirasa bisa diatasi sendiri justru tidak bisa. Jadi yang pasti, anda harus mencoba mengatasi segala sesuatunya sendiri. Apapun keraguan yang ada, anda harus bisa bersikap realistis dan berusaha agar hal tersebut tak meracuni hubungan anda.

Ketiga, harus ada kesesuaian harapan pada diri anda berdua, karena hubungan yang baik membutuhkan saling menyesuaikan. Anda tidak dapat mencegah datangnya konflik untuk masa depan. Khayalan tentang hubungan sempurna bebas hambatan adalah pandangan yang sangat kekanak-kanakan. Dasar dari suatu hubungan adalah memfokuskan kelemahan – kelemahan anda berdua. Membuat suatu hubungan yang sukses berarti membangun jalan untuk selalu bersama baik dalam suka maupun duka. Hubungan yang baik bukanlah suatu hubungan tanpa hal – hal buruk, melainkan hubungan di mana kedua individu dapat mencerna dan menyelesaikan kesulitan bersama – sama tanpa henti.

Tips mengatasi keraguan saat diajak menikah

Keempat, mengenali karakter. Anda dan dia bisa diibaratkan seperti buku yang terbuka. Anda mengenal betul bagaimana reaksinya bila sedang mengalami situasi tertentu, entah itu saat ia sedang marah, bahagia, sedih, kesal dan kecewa. Hubungan yang terjalin sekian lama sepertinya cukup memperkaya pengetahuan anda dan dia tentang karakter masing – masing. Hal ini penting dipertimbangkan, karena dia idealnya akan menjadi teman anda sampai sisa hidup anda.

Kelima, kematangan berpikir. Sejak lama anda mengetahui sosok dia sebagai lelaki yang mampu menjadi nahkoda yang baik dan bertanggung jawab. Ia orang yang bisa diandalkan untuk pemecahan setiap masalah. Terutama sekali, si dia mampu melihat persoalan jauh ke depan dan bisa menjadi teman diskusi yang asyik. Selalu ada hal baru ketika anda terlibat pembicaraan dengannya. Jika ia mempunyai kualitas seperti ini, untuk apa lagi anda menikah dengannya.

Keenam, Kecocokan emosi. Anda merasa kebutuhan emosi anda terpenuhi oleh kehadiran dirinya. Satu contoh kecil, dia bisa memenuhi kebutuhan emosi anda yang ingin dimanja dan diayomi. Ia orang yang dengan segenap daya dan upaya mendukung anda ketika  anda benar – benar membutuhkan. Kebutuhan emosi anda dan si dia bagaikan kepingan puzzle yang saling melengkapi.

Ketujuh, kemapanan ekonomi. Di awal hubungan, cinta memang memegang peranan, tapi ketika memasuki kehidupan pernikahan, urusan cinta bisa jadi nomor sekian. Beban hidup berumah tangga semakin mahal, banyak hal perlu dibiayai, dari kebutuhan hidup sehari – hari, sampai pendidikan anak. Kalau anda melihat secara ekonomi si dia tidak bermasalah, kenapa harus ragu untuk menikah dengannya?

Kedelapan, menyukai keluarganya. Bagi masyarakat kita, pernikahan berarti penyatuan 2 keluarga. Anda tidak hanya menikah dengan dirinya, tapi juga keluarga besarnya. Bagaimana hubungan anda dengan keluarganya? Mereka menerima anda dengan tangan terbuka kan? Lantas, apalagi yang dipersoalkan? Menikah dengan orang yang keluarganya anda kenal dengan baik, lebih menentramkan daripada menikah dengan orang yang keluarganya tidak menyukai anda.

sumber : Anggun Majalah Pengantin Muslim Edisi 09 / II / Oktober 2009

~ by glesyer on July 16, 2010.

2 Responses to “MENGATASI KERAGUAN MENJELANG PERNIKAHAN”

  1. Kalau ragu – ragu lebih baik kembali…..

  2. makasih ya untuk infonya…
    mudah-mudahan bermanfaat

Leave a comment